METODE THE MOVE STAR
Oleh SYUKUR
Pebruari 2011
PENDAHULUAN
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi 3 aspek yakni; Bilangan, Geometri dan pengukuran serta Pengolahan Data (Permendiknas RI No 22 Tahun 2006 Tentang Standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah/Halm. 139). Pada standar Kompetensi Bilangan Kompetensi dasar melakukan operasi perkalian dan pembagian diajarkan mulai kelas II(semester ke –2) s/d Kelas VI. Menurut penulis Kompetensi dasar (operasi perkalian dan pembagian) ini merupakan intsari pelajaran matematika yang lain setelah operasi penjumlahan dan pengurangan. Selanjutnya jika materi ini tidak dikuasai siswa secara langsung maupun tidak langsung akan memperlambat dalam mempelajari Satandar kompetensi yang lain dalam mata pelajaran ini.
Sementara fakta di lapangan menunjukkan bahwa nilai prestasi pelajaran Matematika ini masih jauh dari harapan (KKM). Gambaran ini terlihat jelas dari hasil UTS semester 2 untuk pelajaran Matematika pada kelas IV pada salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Kaliwiro (Rata – rata 37,5) utamanya pada kometensi dasar ini. Jika melihat hasil nilai rata tersebut kemudian muncul beberapa pertanyaan seperti berikut ini. Mengapa demikian? Salahkah guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar? Apakah sarana dan prasarana sekolah itu memprihatinkan? Apakah metode yang diterapkan dalam pembelajaran itu tidak tepat?
Dari ke- empat pertanyaan di atas yang akan penulis bahas dalam tulisan ini adalah hanya pertanyaan ke-empat. Dan jawaban untuk pertanyaan itu dua macam, jawaban yang pertama adalah “ ya “ dan jawaban yang ke dua adalah “ tidak “. Dua jawaban itu penulis bahas adalah jawaban pertama sekaligus menggarisbawahi kurang tepatnya metode yang diterapkan dalam mengajarkan materi tertetu. Alasannya karena selama ini metode yang diterapkan adalah Ceramah (kegiatan didominasi guru), tanya jawab (guru dan sebagian siswa aktif) serta metode tugas dalam kegiatan pembelajaran. Berdasar analisis hasil evaluasi pelajaran Matematika terbukti bahwa metode ini tidak menunjukkan hasil yang diharapkan untuk mata pelajaran tertentu (matematika materi tertentu).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas melalui tulisan ini penulis perkenalkan metode “ THE MOVE STAR “. Apa dan bagaimana penerapan serta hal hal yang terkait dengan terciptanya metode ini akan dibahas pada bagian pembahasan tulisan ini.
B. Rumusan Masalah
Jika metode ceramah yang mendominasi kegiatan belajar mengajar adalah guru siswa hannya mendengarkan, maka metode “The Move Star “ ini baik guru maupun keseluruhan siswa aktif. Berdasarkan uraian ini penulis mengetengahkan rumusan masalah sebagai berikut.
Apakah metode The Move Star dapat meningkatkan nilai prestasi belajar pada pelajaran matematika (Operasi perkalian, Operasi penjumlahan bilangan bulat/yang lain) pada siswa kelas IV Sekolah Dasar?
C. Tujuan.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan nilai prestasi pelajaran matematika pada jenjang sekolah dasar.
2. Tujuan Khusus.
Berbagi pengalaman kepada rekan – rekan guru Sekolah dasar dalam menerapkan metode The Move Star demi tercapai KKM yang telah ditentukan oleh guru di sekolah itu.
KAJIAN TEORI
Usia siswa kelas 4 Sekolah Dasar/MI berkisar antara 9 - 11 tahun. Pada rentang usia ini menurut Piaget anak berada pada tahapan moral realitivis, yaitu bentuk peningkatan pentahapan sebelumnya yang dirasakan teramat kaku (Prof. Dr.A. Aziz Wahab, M.A. dkk/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/UT). Selanjutnya teori belajar Matematika yang dicetuskan oleh ilmuwan kelas dunia seperti Jerome S Bruner dari Universitas Harvard menandaskan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda yang dialaminya atau dikenalnya (Drs Karso, M.Pd dkk/Pendidikan Matematika 1/UT). Menurut Bruner hal-hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan,yaitu:
1. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan(Enactive)
2. Tahap Ikonik atau Tahap Gambar Bayang(Iconic)
3. Tahap Simbolik (Symbolic)
Kemudian Zoltan P. Dienes seorang guru matematika (Pendidikan di Hongaria, Inggris, dan Perancis), telah mengembangkan sistem pengajaran matematika yang berusaha agar pengajaran matematika menjadi lebih menarik dan lebih mudah untuk dipelajari. Dan dasar teorinya sebagian berdasarkan dari teori Peaget. Lebih lanjut Dienes mengemukakan bahwa konsep - konsep matematika itu akan lebih berhasil dipelajari bila melalui tahapan-tahapan tertentu. Menurut Dienes ada enam tahapan secara berurutan, yaitu
1.Tahap bermain bebas (Free Play).
2.Permainan (Games)
3.Penelaahan Kesamaan Sifat (Searching for Comunities)
4.Representasi (Representation)
5.Simbolisasi (Symbolisation)
6.Formalisasi (Formalisation)
Lain ladang lain belalang, lain ilmuwan lain pula tori pembelajaran. Jika dua orang ilmuwan seperti yang telah diuraikan di atas telah mengemukakan teori belajar matematika maka menurut Van Hiele (seorang guru matematika bangsa Belanda) mengemukakan pendapatnya bahwa ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Dari ke tiga unsur jika diterapkan secara terpadu akan dapat meningkatkan berfikir siswa kepada tahapan berfikkir yang lebih tinggi. Adapun tahapan berfikir menurutnya ada lima yakni. 1) Pengenalan 2)Analisis 3)Pengurutan 4) Deduksi 5)Akurasi.
Khusus dalam pembelajaran matematika di SD Wilian Brownell (1935) mengemukakan apa yang disebut”Meaning Theori (Teori Makna)” sebagai alternatife dari “Drill Teori” (Teori latihan Hafal/Ulangan) dalam pengajaran matematika berdasarkan kepada teori belajar asosiasi yang lebih dikenal dengan sebutan teori belajar stimulus respon yang dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1974-1949). Teori belajar ini menyatakan bahwa pada hekikatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil apabila respon siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti oleh rasa senang atau kepuasan.
Van Engen (1949) seorang penganut teori makna mengatakan bahwa dalam situasi yang bermakna selalu terdapat tiga unsur.
1. Ada suatu kejadian(event),benda(object), atau tindakan (action)
2. Adanya simbul (lambang/notasi/gambar) yang digunakan sebagai pernyataan yang mewakili unsur pertama di atas.
3. Adanya individu yang menafsirkan simbul-simbul yang mengacu kepada unsur pertama di atas.
Beberapa teori belajar di atas merupakan dasar dan mengilhami terciptanya metode pembelajaran matematika yang kemudian penulis beri nama “The Move Star”
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
The Move Star berasal dari bahasa Inggris dan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia bermakna bintang berpindah (jw. Lintang alihan). Dinamakan bintang perpindah karena pembelajaran menggunakan metode ini melibatkan sekelompok siswa yang memperagakan gerak seperti bintang yang berpindah tempat. Nama metode ini teropsessi dengan fenomena alam yang terjadi pada malam hari (bintang bertaburan dan sesekali terlihat bintang yang berpindah tempat).
B. Penerapan Metode The Move Star
1. Metode ini dapat diterapkan pada materi pelajaran apa saja? Jawaban sementara bahwa metode ini pernah penulis uji cobakan pada pelajaran matematika kelas IV materi:
a. Operasi perkalian dasar (satu angka x satu angka)
b. Operasi perkalian bilangan Sembilan.
c. Operasi Penjumlahan bilangan bulat positif negatif
d.Operasi Pengurangan bilangan bulat negatiff-negatif
2. Alat Pembelajaran
Untuk operasi perkalian dasar (satu angka kali satu angka) bagian pertama
(2x2 s/d 5 x9) adalah :
* | * | * | * | * |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
a.petak bernomor sebanyak 5 petak
b.kartu angka (1 – 9 ) per siswa
c. Kartu soal perkalian dasar
Untuk operasi perkalian dasar bagian ke dua ( 6x6 s/d 9x9 ) hanya dua petak dan setiap petak bernomor 1- 5.
* | * | * | * | * |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
* | * | * | * | * |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 |
Keterangan : * siswa/peraga
Khusus untuk perkalian Sembilan menggunakan petak sebagai berikut
* | * | * | * | * | * | * | * | * | * |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
Keterangan : * siswa/peraga
Untuk operasi penjumlahan bilangan bulat positif negative
* | * | * | * | * | * | * | * | * | * |
1 (-) | 2 (-) | 3 (-) | 4 (-) | 5 (-) | 6 (-) | 7 (-) | 8 (-) | 9 (-) | 10 (-) |
Petak negatif
* | * | * | * | * | * | * | * | * | * |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
Petak positif
3.Langkah-langkah
Operasi perkalian dasar bagian pertama
- Pembentukan kelompok terdiri dari 7 orang (1 orang pemberi aba sekaligus pembawa kartu soal, 1 orang penebak, 5 orang pemain /peraga)
- Kegiatan inti
No | Pemberi aba | Pemaian | Penebak |
1 | Operasi perkalian dimulai | Menempatkan diri pada petak yang telah diperdiapkan | Penebak menempatkan diri |
2 | Kocok kartu soal ambil salah satu dan membaca soal . Contoh 2 X 5 | Dua orang pemain pada petak 1 dan 2 maju selangkah seraya menunjukkan kartu angka 5. Seusai ditebak kembali ke petak semula | Menebak hasil perkalian tu denbgan cara menjumlah kartu angka yang dipegang 2orang peraga. |
3 | The Move Star Action “satu” | Pemaian pada petak nomor satu maju selangkah sehingga petak no 1 kosong | - |
4 | “dua” | Pemaian pada petak 2-5 bergeser ke kanan sehingga petak no 5 kosong. | |
5. | “tiga” | Pemain no 1 hadap kiri maju dan mengisi petak yang kosong. | |
6 | Perkalian dilanjutkan | Mempersiapkan diri | Mempersiapkan diri |
7 | Kocok kartu soal ambil salah satu dan membaca soal . Contoh 3 x 7 | Pemain no 1-3 maju selangkah seraya menunjukkan kartu angka 7. Seusai ditebak kembali ke petak semula | Menebak hasil perkalian itu dengan cara menjumlah kartu angka yang dipegang 3 orang peraga. |
8 | The Move Star Action “satu” | Pemaian pada petak nomor satu maju selangkah sehingga petak no 1 kosong | - |
9 | “dua” | Pemaian pada petak 2-5 bergeser ke kanan sehingga petak no 5 kosong. | |
10 | “tiga” | Pemain no 1 hadap kiri maju dan mengisi petak yang kosong. |
Dan seterusnya hingga lima kali putaran.
- Kegiatan akhir tes formatif
C. HASIL UJI COBA
Berikut adalah gambaran hasil pembelajaran operasi perkalian dasar bagian ke dua 6 x 6 s/d 9 x 9 pada siswa Kelas IV.B SD Negeri 1 Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo beberapa waktu lalu. Selengkapnya seperti berikut ini.
Tabel.1
HASIL EVALUASI OPERASI PERKALIAN DASAR
Pra Siklus | Siklus 1 | Siklus 2 | ||||||
Siswa | Prekw | Rata2 | Siswa | Prekw | Rata2 | Siswa | Prekw | Rata2 |
30 org | 0 - 1 40- 2 50- 3 60- 2 70 - 1 80 - 5 90 – 4 100-12 | 79 | 30 org | 10-2 40-1 60-1 70-2 80-6 90-2 100-14 | 83 | 30 org | 20-1 40-2 60-1 80-3 100-23 | 89 |
Deskripsi Hasil evaluasi
Pada pra siklus yang diikuti oleh 30 orang siswa masih terdapat nilai sangat memalukan yaitu 0 dan diraih seorang siswa. Nilai 20 dan 30 tidak ada namun nilai 40 – 60 diraih oleh 7 orang siswa. Nilai 70 -90 diraih sebanyak 10 orang siswa. Dan nilai 100 diraih sebanyak 12 orang siswa. Adapun nilai rata –rata pada pra siklus ini adalah 79.
Pada siklus 1 Nilai memalukan 0 (Nol) sudah lenyap namun nilai 10-40 masih mengihas tabel hasil evaluasi dan diraih 3 orang anak. Sementara nilai 60-70 tiga seorang, sedangkan nilai 80 hanya 6 orang saja. Nilai 90 diraih 2 orang dan yang bernilai sangat memuaskan (100) pada siklus 1 ini adalah meningkat 2 orang yakni dari 12 menjadi 14 orang. Dan nilai rata-rata pada siklus ini adalah 83
Catatan yang berhasil penulis angkat berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 2 adalah bahwa nilai 10 sudah tidak bertengger lagi. Namun pada silkus 2 ini masih ada nilai yang cukup memalukan 20-40 kendati hanya diraih oleh 3 orang saja. Nilai 60 masih bertanhan , nilai 70 sudah tak ada lagi. Nilai 80 turun dari 6 orang pada siklus 1 menjadi 3 orang pada siklus 2. Ada yang cukup membanggakan pada siklus ini justru nilai 90 tidak ada dan meloncat menjadi nilai 100, dan naik secara signifikan dari 14 orang siklus 1 menjadi 23 orang pada silkus 2. Jika dibanding dengan pra siklus nilai 100 meningkat drastis hampir mendekati 100% yakni dari 12 orang menjadi 23 orang pada siklus ke dua ini. Nilai rat-rata pada siklus ini meningkat tanjam dari 83 pada siklus 1 menjadi 89.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penilaian dari pra siklus hingga siklus dua menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifiknan terutama pada nilai rata-rata dari Rata-rata 79 (pra siklus) meningkat menjadi 83 pada siklus satu dan meningkat drastis menjadi 89 pada siklus dua. Perolehan nilai 100 juga pengalami peningkatan yang cukup membanggakan dari 12 orang siswa pada pra siklus meningkat menjadi 14 orang pada siklus satu. Kemudian meningkat lagi pada siklus ke dua dari 14 orang menjadi 23 orang siswa.
Sebaliknya perolehan angka yang tak diharapkan dari pra siklus hingga siklus dua mengalami penurunan, angka 0 pada pra siklus masih dapat kita lihat namun pada silkus-siklus berikutnya angka itu suadah tak ada lagi. Angka 20 ,40,60 jumlahnya tak mempengaruhi perolehan rata-rata.
Atas dasar dua argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa metode The Move Star dapat meningkatkan nilai prestasi belajar pada pelajaran matematika pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kaliwiro Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo.
B.Saran-saran
Bagi rekan – rekan guru Sekolah Dasar utamanya guru kelas II- IV yang mengalami kesulitan dalam mengajarkan operasi perkalian dasar cobalah terapkan metode yang satu ini. Karena metode ini menurut siswa siswi penulis rata –rata mereka mengapresiasi positif. Bahkan ada yang mengharapkan untuk mencoba pelajaran lain menerapkan metode ini.
Relevansinya terhadap pelajaran yang lainpun ada umpanya pelajaran olahraga karena metode ini juga menggambarkan gerakan baris berbaris (maju selangkah, satu langkah ke kanan, maju jalan,berhenti, mundur satu langkah).
Menutup uraian ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Mari kita bina tunas muda harapan bangsa melalui tugas mulia ini yang dilandasi iman dan taqwa serta jiwa juang yang tinggi demi nusa bangsa dan negara.
DAFTAR PUTAKA
Aziz Wahap dkk 2006.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Universitas Terbuka Jakarta
Doyin, Mukh . Artikel Ilmiah. Semarang:
JhonM.Echols dan HasanShadily 2006. Kamus Inggris Indonesia.Gramedia Jakarta.
Karso dkk 2006. Pendidikan Matematika 1. Universitas Terbuka Jakarta.
M.Toha Anggoro,dkk 2008. Metode Penelitian.Universitas Terbuka Jakarta
NB
Anda tertarik dengan artikel ini dan ingin mengggali lebih dalam lagi ?
Hubungi kami
085227900855
syukurhs@ymail.com
Anda tertarik dengan artikel ini dan ingin mengggali lebih dalam lagi ?
Hubungi kami
085227900855
syukurhs@ymail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar