MENGINTIP
KEBERHASILAN SD YANG TIDAK DIUNGGULKAN
Oleh
SYUKUR,
S.Pd
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia kata
diunggulkan berasal dari kata unggul (ung·gul
1 a lebih
tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet, dsb) dp yg lain-lain; utama (terbaik,
terutama): jenis ikan bibit --; pemain-pemain kita masih lebih -- dp lawan;
2 v menang: pembalap-pembalap Indonesia) yang mendapat imbuhan di
dan akhiran kan. Jadi makna gramatikal dari kata diunggulkan adalah tidak dianggap unggul. Sebut saja Sekolah
Dasar Negeri 2 Tracap Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo. Sekolah yang
berlokasi di RT 27 RW 7 dusun Wanarata
Desa Tracap ini nyaris tak ada yang bisa diunggulkan, baik dari sisi akademik
maupun dari sisi kuantitas siswanya. Dari sisi akademik selama kurun waktu 9
tahun ( 2000-2009 ) sekolah ini
hanya mampu marapat pada peringkat 32-38 dari 40 U.N. Dari sisi kuantitas siswa SD ini
terkategori SD yang amat kurus karena berdasarkan laporan bulan April 2012 banyak siswa hanya 65 orang yang terdiri 36 laki-laki dan
29 perempuan dari kelas 1- 6 (Kl I L 6 P 6, Kl II L 3 P 5, KL III L 4 P 6, KL IV
L1 P7, KL V L4 P 3, KL VI L 8 P 2)
SD negeri 2 Tracap Kec Kaliwiro Kab Wonosobo
Namun sejak sekolah dasar yang berada di
tepi ruas jalan antara Wonosobo Wadaslintang dipimpin oleh Hely Pujiharto,S.Pd (52 Tahun), prestasi
dibidang akademik sungguh patut dibanggakan. Betapa tidak dari peringkat cukup
memalukan yaitu 32-38 dari 40 kini meningkat drastis ke peringkat II (Tahun 2009/2010), dan peringkat I (tahun
2010/2011) tingkat Kecamatan Kaliwiro untuk mata pelajaran Bhasa Indonesia, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Bahkan hasil ujian sekolah
tahun 2011/2012 untuk mata pelajaran Matematika saat ini amat membanggakan. Dari 10 orang peserta ujian
3 orang diantaranya memperoleh nilai 10
nilai terendah 7,5 dan rata-rata 9, nilai ini benar-benar murni dan dapat
dipertanggungjawabkan . Prestasi SD ini mampu
mengungguli sekolah lain yang konon diunggulkan oleh masyarakat maupun Pemerintah.
Barang kali pertanyaan yang tepat bagi
SD Tracap 2 terkait dengan prestasi itu adalah mengapa si bisa demikian?
Kiat- kiat apa yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru-guru di sekolah itu?
Serta bagaimana pula peran masyarakat/wali
siswa di sekolah itu? Melalui tulisan
ini marilah kita intip rahasia dibalik keberhasilan sekolah ini.
Ternyata di SD N 2 Tracap ini ada tiga pilar penyangga keberhasilan .
Tiga pilar dimaksud adalah Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan Masyarakat/wali
siswa. Seperti apakah kiprah Kepala Sekolah, dan bagaimana pula action dewan
guru serta kapan wali siswa ikut berpartisipasi ? Selengkapnya seperti paparan
berikut ini.
1.
Kepala Sekolah
Kepala
SD N 2 Tracap (Bapak Hely Pujiharto,S.Pd /Januari 2010 - 2012) dalam mengemban
tugas Negara menerapkan kiat 3T (Tuntunan,Tontonan,Tatanan)
dan dilandasi dengan sifat kejujuran dan
tanggung
jawab. Selanjutnya secara gamblang beliau menjelaskan makna 3T itu.
a. Tuntunan
Yang
dimaksud tututunan adalah bahwa kepala sekolah harus bisa menuntun dewan guru dalam melaksanakan tugas mengajar (Jw:mbabadi
arungkut ngobori apeteng) bisa menuntun dan bisa menjadi tuntunan.
b. Tontonan
Yang
dimaksud totonan adalah bahwa kinerja kepala sekolah bisa ditonton atau dilihat
dengan nyata tidak hanya perintah dan perintah saja tapi benar - benar bekerja
sesuai dengan tupoksi.
c. Tatanan
Yang
dimaksud tatanan dalam melaksanak tugas sesuai dengan aturan yang berlaku
sebagai aplikasinya adalah beliau
menerap teori managemen
Disamping ketiga hal diatas kepala
Sekolah ini secara batin selalu mendoakan dewan guru dan murid- muridnya agar mereka bekerja dan
atau belajar sebagaimana mestinya. Dan doa konon belau lakukan seusai melaksanakan shalat fardlu.
Hely Pujiharto, S.Pd
2. Dewan Guru
Menurut keterangan Sudirman,S.Pd Guru
Kelas VI sebagai bekal utama dalam melaksanakan tugasnya ada tiga hal yaitu
strategi, Teknik, dan pendekatan
A. Strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus ( kamus besar bahasa Indonesia ). Nah strategi yang
diterapkan bahwa pada semester 1 semua
SK, KD dan materi harus terselesaikan. Pada semester II
tinggal pendalam materi. Berikutnya les
yang manusiawi (mengingat kemampuan anak) sejak awal semester 1 hingga
menjelang UN.
B. Teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu
(kamus besar Bahasa Indonesia). Dalam hal ini guru kelas VI memberi teknik/cara jitu bermartabat untuk menyelesaikan
soal sebanyak 40 macam (sesuai dengan kisi-kisi), dan syaratnya adalah harus menguasai materi pembelajaran. Sebaliknya
ia menghindari metoda “Sekar”(Jw.sekarepe dhewe) atau metoda semau gue
dan teknik jitu nan curang.
C. Pendekatan
Dalam
hal ini guru kelas VI khususnya mendekati para siswanya dalam batas tertentu dengan didasari tulus iklas serta tanggung jawab
yang tinggi. Sehingga anak /siswa tidak merasa asing dengan materi pembelajaran
dan tidak takut (bukan berarti kurang ajar) kepada guru pendampingnya. Inilah
sebagai landasan untuk mencetak generasi muda yang cerdas trampil dan peka.
Selain itu guru Kelas VI mau sering ke
dalam( sering dengan rekan guru lain di sekolah itu) dan keluar (malu bertanya sesat
di jalan) baik kepada rekan seprofesi yang lebih senior maupun yang lebih yunior.
Sudirman, S.Pd ( guru KelasVI SD 2 Tracap)
3.Wali
Siswa/Masyarakat
Support wali siswa khususnya wali siswa kelas
VI SD 2 Tracap terhadap kepala Sekolah dan dewan guru cukup melegakan hati. Mereka tanggap akan kebutuhan tambahan untuk mensukseskan
sekolah itu di bidang akademik. Terbukti mereka ikut berpartisipasi aktif dalam
kegiatan penambahan pelajaran (les) dengan mensuplay bahan makanan untuk dewan guru yang
melaksanakan kegiatan itu.
Menutup uraian ini penulis sengaja tak menulis kesimpulan dan penulis
serahkan kepada pembaca tulisan ini untuk menarik kesimpulan sendiri tentang
keberhasilan sekolah dasar ini. Jika dalam benak hati bertanya mengapa sekolah
kita tidak demikian ? Maka bertanya saja
kepada rumput yang bergoyang ( cuplikan lirik berita kepada kawan karya Ebit G
ADE) barang kali di sana akan ditemukan jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar